TUGAS SOFTSKILL
PEREKONOMIAN INDONESIA
(INDUSTRIALISASI&NERACA PEMBAYARAN)
DISUSUN OLEH :
ANIS PRATIWI DININGRUM (21214281)
1EB34
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan
atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Perekonomian Indonesia ini tentang Industrialisasi, Nraca
Pembayaran & Tingkat Ketergantungan Modal Asing. Saya menyadari bahwa dalam
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun.
Akhir kata, saya sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu saya dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.Amin.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Bekasi , 14 Juni 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Industrialisasi merupakan salah satu strategi
jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan ekonomi. Hanya beberapa Negara dengan
penduduk sedikit & kekayaan alam meilmpah seperti Kuwait & libya ingin
mencapai pendapatan yang tinggi tanpa industrialisasi. Awal konsep industrialisasi revolusi
industry abad 18 di Inggris adalah dalam pemintalan dan produksi kapas yang
menciptakan spesialisasi produksi.selanjutnya penemuan baru pada pengolahan
besi dan mesin uap sehingga mendorong inovasi baja,dan begitu
seterusnya,inovasi-inovasi bar uterus bermunculan.industri merupakan salah satu
strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan ekonomi.
Neraca pembayaran adalah catatan sistematis dari semua
transaksi ekonomi internasional yang terjadi penduduk dalam negeri suatu negara
dengan penduduk luar negeri selama jangka waktu tertentu dan biasanya
dinyatakan dalam dolar AS. BOP sangat berguna karena menunjukkan
struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan posisi keuangan internasional dari
suatu negara, dan juga BOP merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi
dari suatu negara disamping variabe;-variabel ekonomi makro lainnya.
1.2 Rumusan
Masalah
- Apa yang dimaksud dengan industrialisasi?
- Apa saja permasalahan yang ada pada industrialisasi?
- Bagaimana strategi pembangunan sector industry?
- Bagaimana tingkat ketergantungan neraca pembayaran pada modal asing?
1.3 Tujuan
Masalah
- Untuk memberi informasi tentang industrialisasi
- Untuk memberi informasi tentang neraca pembayaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 INDUSTRIALISASI
2.1.1 Konsep
dan Tujuan Industrialisasi
Industrialisasi yaitu suatu proses interkasi antara perkembangan
teknologi, inovasi, spesialisasi dan perdagangan
dunia untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mendorong perubahan
struktur ekonomi. Industrialisasi merupakan
salah satu strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan ekonomi. Hanya
beberapa Negara dengan penduduk sedikit & kekayaan alam meilmpah seperti
Kuwait & libya ingin mencapai pendapatan yang tinggi tanpa industrialisasi.
Industri adalah bidang matapencaharian yang menggunakan
ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan
alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai
dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari
usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu
sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan
tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis
ekonomi, budaya dan politik.
Awal konsep industrialisasi revolusi industry abad 18 di
Inggris adalah dalam pemintalan dan produksi kapas yang menciptakan
spesialisasi produksi.selanjutnya penemuan baru pada pengolahan besi dan mesin
uap sehingga mendorong inovasi baja,dan begitu seterusnya,inovasi-inovasi bar
uterus bermunculan.industri merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk
menjamin pertumbuhan ekonomi.
Tujuan industrialisasi itu sendiri adalah untuk memajukan
sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap Negara,dengan didukung oleh sumber
daya manusia yang berkualitas,dengan industrialisasi ini maka,Negara
berkembanga yang mampu memanfaatkannya dengan baik,maka akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi Negara tersebut.
2.1.2 Faktor-faktor
Pendorong Industrialisasi
Faktor-faktor pendorong industrialisasi itu sendiri adalah :
a.kemampuan teknologi dan inovasi
b.laju pertumbuhan pendapatan nasional per-kapita
c.kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri
d.besar pangsa pasar DN yang ditentukan tingkat pendapatan dan jumlah penduduk
e.ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi
f.keberasaan SDA(sumber daya alam)
g.kebijakan atau strategi pemerintah
Faktor-faktor pendorong industrialisasi itu sendiri adalah :
a.kemampuan teknologi dan inovasi
b.laju pertumbuhan pendapatan nasional per-kapita
c.kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri
d.besar pangsa pasar DN yang ditentukan tingkat pendapatan dan jumlah penduduk
e.ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi
f.keberasaan SDA(sumber daya alam)
g.kebijakan atau strategi pemerintah
2.1.3 Permasalahan
Industrialisasi
Kendala bagi pertumbuhan industri di dalam negeri adalah
ketergantungan terhadap bahan baku serta komponen impor. Mesin-mesin produksi
yang sudah tua juga menjadi hambatan bagi peningkatan produktivitas dan
efisiensi.Permasalahan-permasalahan tersebut telah menurunkan daya saing industri
dalam negeri. Kementerian Perindustrian telah mengidentifikasinya. Responsnya
adalah dibuat Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri.
Namun, fakta di lapangan jauh dari harapan. Regulasi
pemerintah pusat tak seiring dengan regulasi pemerintah daerah. Bahkan, di
antara kementerian teknis bukan kebijakan sendiri-sendiri.Tahun 2010-2014,
Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri nonmigas 8,95 persen
dan kontribusi industri pengolahan terhadap produk domestik bruto 24,67 persen.
Ditargetkan total investasi 2010-2014 mencapai Rp 735,9 triliun.
Untuk mencapai target itu, Kementerian Perindustrian membuat
kerangka pembangunan industri nasional. Kerangka itu yang akan menjadi acuan
untuk membangkitkan industri agar siap menghadapi perdagangan bebas dan ASEAN
Economic Community. Agar siap menghadapi itu semua, menurut Ketua Asosiasi
Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton Supit, peningkatan daya saing menjadi kunci
utama. Leadership, mulai dari presiden hingga pejabat pemerintah lainnya, yang
mau mengenakan produk dalam negeri juga tidak boleh diabaikan.
2.1.4 Strategi
Pembangunan Sektor Industri
Tujuan pembangunan industri nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasipermasalahan dan kelemahan baik di sektor industri maupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu:
(1)Meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri;
(2) Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri;
(3) Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian;
(4) Mendukung perkembangan sector infrastruktur;
(5) Meningkatkan kemampuan teknologi;
(6) Meningkatkan pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk
(7) Meningkatkan penyebaran industri.
Tujuan pembangunan industri nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasipermasalahan dan kelemahan baik di sektor industri maupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu:
(1)Meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri;
(2) Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri;
(3) Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian;
(4) Mendukung perkembangan sector infrastruktur;
(5) Meningkatkan kemampuan teknologi;
(6) Meningkatkan pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk
(7) Meningkatkan penyebaran industri.
Bertitik tolak dari hal-hal tersebut dan untuk menjawab
tantangan di atas maka kebijakan dalam pembangunan industrimanufaktur diarahkan
untuk menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia serta mampu
mengantisipasi.perkembangan perubahan lingkungan yang sangat cepat. Persaingan
internasional merupakan suatu perspektif baru. Bagi semua negara berkembang,
termasuk Indonesia, sehingga fokus dari strategi pembangunan industri di masa
depan adalah membangun daya saing industri manufaktur yang berkelanjutan di
pasar internasional.
Untuk itu, strategi pembangunan industri manufaktur ke depan
dengan memperhatikan kecenderungan pemikiran terbaru yang berkembang saat ini,
adalah melalui pendekatan klaster dalam rangka membangun daya saing industri
yang kolektif. Industri manufaktur masa depan adalah industri-industri yang
mempunyai daya saing tinggi, yang didasarkan tidak hanya kepada besarnya
potensi Indonesia (comparative advantage), seperti luas bentang wilayah,
besarnya jumlah penduduk serta ketersediaan sumber daya alam, tetapi juga
berdasarkan kemampuan atau daya kreasi dan keterampilan serta profesionalisme
sumber daya manusia Indonesia (competitive advantage).
Bangun susun sektor industri yang diharapkan harus mampu
menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional dan menjadi tulang punggung
ketahanan perekonomian nasional di masa yang akan datang. Sektor industri
prioritas tersebut dipilih berdasarkan keterkaitan dan kedalaman struktur yang
kuat serta memiliki daya saing yang berkelanjutan serta tangguh di pasar
internasional.
Pembangunan industri tersebut diarahkan pada penguatan daya saing, pendalaman rantai pengolahan di dalam negeri serta dengan mendorong tumbuhnya pola jejaring (networking) industri dalam format klaster yang sesuai baik pada kelompok industri prioritas masa depan, yaitu: industri agro, industri alat angkut, industri telematika, maupun penguatan basis industri manufaktur, serta industri kecil-menengah tertentu.
Pembangunan industri tersebut diarahkan pada penguatan daya saing, pendalaman rantai pengolahan di dalam negeri serta dengan mendorong tumbuhnya pola jejaring (networking) industri dalam format klaster yang sesuai baik pada kelompok industri prioritas masa depan, yaitu: industri agro, industri alat angkut, industri telematika, maupun penguatan basis industri manufaktur, serta industri kecil-menengah tertentu.
Dengan memperhatikan permasalahan yang bersifat nasional baik
di tingkat pusat maupun daerah dalam rangka peningkatan daya saing, maka
pembangunan industri nasional yang sinergi dengan pembangunan daerah diarahkan
melalui dua pendekatan. Pertama, pendekatan top-down yaitu pembangunan industri
yang direncanakan (by design) dengan memperhatikan prioritas yang ditentukan
secara nasional dan diikuti oleh partisipasi daerah. Kedua, pendekatan
bottom-up yaitu melalui penetapan kompetensi inti yang merupakan keunggulan
daerah sehingga memiliki daya saing. Dalam pendekatan ini Departemen
Perindustrian akan berpartisipasi secara aktif dalam membangun dan
mengembangkan kompetensi inti daerah tersebut. Hal ini sekaligus merupakan
upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah, yang pada gilirannya
dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.
2.1.5. Data statistic PDB tahun-tahun akhir berdasarkan
sector dan perbandingan peran sector industry dengan sector lainnya.
Sektor
Pertanian
Kontribusi sektor
pertanian dalam perekonomian nasional salah satunya dapat ditelusuri
melalui share pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Dari data
Badan Pusat Statistik dapat diketahui bahwa kontribusi sektor pertanian
terhadap GDP pada posisi akhir tahun dari tahun 2002 sampai dengan 2006 secara
rata-rata sebesar 14,28%. Sedangkan pada posisi akhir 2007 kontribusinya naik
menjadi 13,83%. Berikut ini adalah tabel kontribusi tersebut.
Sampai saat ini
belum ada skim kredit pertanian yang benar-benar sesuai untuk kebutuhan petani
dalam kegiatan produksi dan distribusi pertanian dan berkembang menjadi skim
kredit andalan bagi bank. Apalagi petani yang umumnya petani kecil membutuhkan
pembiayaan atau kredit bukan hanya untuk pertanian, akan tetapi juga untuk non
pertanian, konsumsi dan tujuan lainnya.
Perbandingan Sektor Pertanian dan Sektor Perindustrian dari Tahun ke Tahun
Perkembangan sektor
industri manufaktur nasional
Industri dapat
dibagi menjadi dua jenis yaitu industri primer dan idustri sekunder. Industri
primer merupakan mengolah output dari sektor pertambangan menjadi bahan baku
siap pakai untuk kebutuhan proses produksi pada tahap-tahap selanjutnya.
Sedangkan industri sekunder merupakan industri tengah yang membuat
barang-barang modal, barang-barang setengah jadi dan alat-alat produksi, serta
industri hilir yang membuat barang-barang konsumen rumah.
Dampak serta peran
industrialisasi
Dampak positif
industrisasi dalam konteks globalisasi saat ini telah diketahui yakni
meningkatkan produktivitas melalui peningkatan efisiensi. Dampak negatifnya
masih banyak diperdebatkan orang, terutama kaitannya dengan kerusakan
lingkungan. Ketika sebuah bangsa menggantungkan hidupnya kepada pertanian, maka
masalah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh masyarakat yang hidup dengan
bertani belum begitu mengemuka dalam berbagai pembahasan. Peranan sektor
industri dalam produksi nasional pada tahun 1990 cukup meningkat. Hal ini ditandai
dengan sumbangnya sebesar 21% ke dalam produk domestik bruto (PDB), ini berarti
telah melampaui sumbangan sektor pertanian 19%. Selanjutnya berdasarkan pada
tahun 2000, besar kompisisi perbandingan sumbangan terhadap PDB adalah 30%
industri dengan 10% pertanian.
Produk Domestik
Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah)
Lapangan
Usaha
|
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008*
|
2009**
|
3. Industri Pengolahan
|
644,342.6
|
760,361.3
|
919,539.3
|
1,068,653.9
|
1,380,713.1
|
1,480,905.4
|
a. Industri Migas
|
94,263.4
|
138,440.9
|
172,094.9
|
182,324.3
|
242,043.0
|
213,706.5
|
1). Pengilangan Miyak Bumi
|
59,062.0
|
89,629.6
|
117,952.2
|
122,118.3
|
148,564.3
|
132,145.0
|
2). Gas Alam Cair (LNG)
|
35,201.4
|
48,811.3
|
54,142.7
|
60,206.0
|
93,478.7
|
81,561.5
|
b. Industri Bukan
Migas
|
550,079.2
|
621,920.4
|
747,444.4
|
886,329.6
|
1,138,670.1
|
1,267,198.9
|
1). Industri Makanan, Minuman dan
Tembakau
|
163,553.7
|
177,753.1
|
212,738.0
|
264,100.5
|
346,185.6
|
420,629.2
|
2). Industri Tekstil, Barang dari
Kulit dan Alas Kaki
|
71,474.1
|
77,087.2
|
90,116.5
|
93,598.4
|
104,829.7
|
116,482.8
|
3). Industri Kayu dan Produk Lainnya
|
31,225.9
|
35,247.5
|
44,602.6
|
54,880.9
|
73,196.2
|
80,134.5
|
4). Industri Produk Kertas dan
Percetakan
|
31,036.3
|
33,898.8
|
39,637.0
|
45,403.1
|
51,912.3
|
61,110.4
|
5). Industri Produk Ppuk, Kimia dan
Karet
|
64,012.6
|
76,213.6
|
94,078.8
|
110,769.6
|
154,117.2
|
162,658.1
|
6). Industri Produk Semen dan
Penggalian Bukan Logam
|
21,588.3
|
24,589.1
|
29,013.3
|
32,814.3
|
40,178.7
|
43,482.2
|
7). Industri Logam Dasar Besi dan
Baja
|
16,154.6
|
18,382.7
|
20,687.0
|
22,907.7
|
29,213.1
|
26,732.6
|
8). Industri Peralatan, Mesin dan
PerlengkapanTransportasi
|
145,971.3
|
172,957.1
|
209,460.1
|
254,278.4
|
329,911.7
|
346,157.3
|
9). Produk Industri Pengolahan
Lainnya
|
5,062.4
|
5,791.3
|
7,111.1
|
7,576.7
|
9,125.6
|
9,811.8
|
2.2 NERACA PEMBAYARAN DAN TINGKAT KETERGANTUNGAN PADA MODAL ASING
2.2.1 Neraca
Pembayaran
Neraca pembayaran adalah catatan sistematis dari semua
transaksi ekonomi internasional yang terjadi penduduk dalam negeri suatu negara
dengan penduduk luar negeri selama jangka waktu tertentu dan biasanya
dinyatakan dalam dolar AS. BOP sangat berguna karena menunjukkan
struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan posisi keuangan internasional dari
suatu negara, dan juga BOP merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi
dari suatu negara disamping variabe;-variabel ekonomi makro lainnya.
BOP
terdiri atas 3 saldo, yaitu:
-
Saldo neraca transaksi berjalan ( TB )
-
Saldo neraca modal ( CA )
-
Saldo neraca moneter ( MA )
TB adalah
jumlah saldo dari 1.neraca perdagangan yang mencatat ekspor dan impor barang 2.
Neraca jasa yang mencatat ekspor dan impor termasuk pendapatan royalti bunga
deposito, transfer keuntungan bagi investor asing, pembayaran bunga cicilan
utang luar negeri dan kiriman uang masuk dari tenaga kerja indonesia diluar negeri
dan 3. Transaksi-transaksi sepihak, yakni yang mencatat transaksi keuangan
internasional sepihak atau tanpa melakukan kegiatan keuangan tertentu sebagai
kompensasi dari pihak penerima. Terkadang, untuk menutupi defisit TB dilakukan
fasilitas khusus dari IMF yaitu Special Drawing Rights.
CA
adalah neraca ygmencatat arus modal jangka pendek dan jangka panjang masuk dan
keluar yang terdiri atas modal pemerintah neto dan lalu lintas modal swasta
neto. Modal pemerintah yaitu selisih antara pinjaman baru yg didapat dari luar
negeri dan pelunasan utang pokok dari pinjaman yg didapat pada periode
sebelumya yang sudah jatuh tempo. Lau lintas modal swasta neto adalah selisih
antara dana investasi yg masuk, pinjaman dari luar negeri, dan pelunasan utang
pokok swasta dan dana investasi keluar negeri. Dana investasi terdiri dari dua
macam yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung.
MA
adalah neraca yg mencatat perubahan cadangan devisa berdasarkan transaksi arus
devisa yg masuk dan keluar dari suatu negara dalam suatu periode tertentu yg
dicatat oleh bank sentralnya. CD yg dicatat secara resmi, disebut neraca
cadangan.
Selisih perhitungan antara neraca cadangan dan neraca moneter
disebut error & omission. Karena secara keseluruhan saldo BOP harus (
nol=kredit ), maka MA berfungsi sebagai pos pengimbang agar selisih agar
selisih antara neraca cadangan agar selisih antara neraca cadangan dan e&o
sama dengan 0. Oleh karena itu, didalam MA tanda ( + ) berarti defisit atau CD
berkurang dan tanda ( - ) artinya surplus ( CD bertambah )
2.2.2. Modal Asing
1. Manfaat Bagi
Negara Pemberi dan Negara Penerima
Seperti halnya perdagangan Internasional, mobilisasi modal
antar negara mempunyai manfaat bagu negara pengekspor maupun pengimpor
modal tersebut. Proyek investasi dengan tingkat pengembalian ( return on
investment ; ROI ) yang tinggi di suatu negara tidak akan dikorbankan karena
kelangkaan dana, sementara proyek investasi dengan hasil yang rendah di negara
yg memiliki dana dana berlimpah dapat terus dilaksanakan. Manfaat dari adanya
investasi dari DCs di LDCs juga harus dilihat dalam bentuk pertumbuhan output (
PDB ) kesempatan kerja dan pendapatan, peralihan teknologi, pengetahuan
manajemen, dll.
2. Pembiayaan
Defisit Tabungan-Investasi ( S-I Gap )
BAGI Indonesia modal asing diperlukan bukan hanya untuk
membiayai defisit neraca transaksi berjalan atau menutupi kekurangan CD, tetapi
juga untuk membiayai investasi di dalam negeri. Defisit neraca transaksi
berjalan paling tidak harus dikompensasi dalam jumlah yg sama oleh surplus CA
agar CD tidak berkurang. Semakin besar defisit neraca transaksi berjalan,
semakin besar modal masuk yg diperlukan untuk menjaga agar CD tidak berkurang.
Indonesia selama ini sangat tergantung modal asing untuk membiayai investasi
didalam negeri karena dana yg bersumber dari tabungan lebih kecil daripada
kebutuhan dana untuk investasi.
3. Perkembangan
Arus Modal Masuk
Sebagian besar modal asing yang masuk ke Indonesia adalah
modal resmi, walaupun porsinya bervariasi antar tahun. Ini karena modal asing
resmi lebih dominan dibandingkan modal swasta sebagai sumber eksternal
bagi pembiayaan tabungan-investasi gap Indonesia. Terutama sejak kerisis
ekonomi yg disusul dengan krisis politik dan sosial, peran modal asing resmi
semakin penting terutama dari IMF, Bank Dunia dan CGI, sedangkan peran dari
modal asing berkurang karena indonesia menjadi tidak menarik lagi atau tidak
aman untuk investasi.
Sebenarnya yang penting bukan angak persetujuan untuk
diperhatikan., tetapi angka realisasinya. Data dari BKPM yang diolah oleh
Litbang harian Kompas menunjukan bahwa nilai realisasi investasi langsung di
Indonesia baik PMDN maupun PMA rata-rata pertahun sangat kecil sebagai suatu
persentase dari nilai investasi yg disetujui.
4. Arus Modal Resmi
Arus modal resmi dalam bentuk pinjaman maupun bantuan
pembangunan dari negara-negara donor secara individu ( pinjaman bilateral ).
Pada saat ktisis Indonesia membutuhkan bantuan luar negeri karena modal asing
swasta menurun drastis. Pada saat investasi asing mulai masuk lagi ke
Indonesia, bantuan luar negeri terutama dalam bentuk bantuan pembangunan dan
pinjaman dari IMF menunjukan tren yang menurun.
Bagian terpenting dari arus modal resmi yg diterima oleh
pemerintah indonesia setiap tahun adalah bantuan pembangunan dalam bentuk
pinjaman dengan bunga sangat murah dan persyaratan-persyaratan sangat lunak,
maupun dalam bentuk hibah. Ketergantungan pemerintah terhadap bantuan
pembangunan dari sumber eksternal berkorelasi negatif terhadap defisit keuangan
pemerintah ( APBN ) yakni sebagai berikut:
BPN = G – Ty
BPN = bantuan pembangunan neto
G= pengeluaran pemerintah
Ty= pendapatan pemerintah
Apabila G>Ty yakni APBN defisit, arus APBN ke Indonesia
positif, dan sebaliknya.
Karena defisit APBN dibiayai oleh modal asing resmi yg sebagian
besar dalam bentik pinjaman, maka semakin besar defisit APBN, semakin besar
pemerintah dalam pembayaran bunga pinjaman. Dan semakin besar pembayaran bunga
pinjaman, semakin besar defisit NJ ( TRANSFER NETO) yang kalau lebih
besar dari pada surplus NP mengakibatkan semakin besar defisit saldo TB.
Berarti, defisit TB mempunyai suatu korelasi yang kuat dengan arus modal asing
resmi atau BPN.
2.2.3. Utang Luar Negeri
1. FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB
Salah satu komponen terpenting dari arus modal masuk yang banyak
mendapat perhatian di dalam literatur mengenai pembangunan ekonomi di LDCs
adalah ULN. Tingginya ULN dari banyak LCDs disebabkan oleh faktor-faktor:
- Defisit TB
- Kebutuhan dana
untuk membiayai tabungan-investasi gap yang negatif
- Tingkat inflasi
yang tinggi
- Dan
ketidakefisiensinya struktural di dalam perekonomian mereka.
Jika sebuah negara telah mecapai suatu tingkat pembangunan
tertentu pada fase terakhir dari proses pembangunan, ketergantungan negara
tersebut terhadap pinjaman luar negeri akan lebih rendah dibandingkan dengan
periode pada saat negara itu baru mulai membangun. Proksi yang umum digunakan
untuk mengukur tingkat pembangunan sebuah negara adalah tingkat PDB dalam nilai
riil perkapita, sedangkan indikator-indikator makro yang umum digunakan untuk
mengukur tingkat ketergantungan sebuah negara yerhadap bantuan atau ULN adalah
misalnya rasio ULN-PDB atau rasio ULN terhadap nilai total dari perdagangan
luar negeri ekspor+impor atau terhadap nilai ekspor.
2. Perkembangan
ULN Indonesia
Dalam kasus Indonesia, tren perkembangan ULN-nya cenderung
menunjukkan suatu korelasi positif antara peningkatan jumlah ULN yang sering
disebut Growth With Indebtedness.
ULN Indonesia terdiri dari sektor publik ( pemerintah dan
BUMN ) dan swasta yang digaransi maupun tidak oleh pemerintah. Sejak krisis
ekonomi pinjaman dari IMF menjadi komponen penting dari ULN pemerintah yang
dapat dikatakan sebagai penyelamat Indonesia hingga tidak sampai mengalami
status kebangkrutan secara finansial.
Khusus untuk ULN pemerintah, salah satu rasionya dalah
pembayaran DS terhadap pengeluaran pemerintah. Selama periode
1993-1994-2000, rasio paling rendah adalah 60% (1993-1994) dan paling tinggi
adalah 140% (2000) . Perhitungan rasio ini tidak termasuk utang dari IMF. Rasionya
akan lebih tinggi jika termasuk IMF.Rasio pembayaran DS terhadap pengeluaran
pemerintah tersebut jauh lebih besar dibandingkan rasio BP luar negeri terhadap
pengeluaran pembangunan, yang artinya beban pembayaran DS lebih besar daripada
keuntungan dari adanya pinjaman lunak untuk membiayai pinjaman.
Beban pemerintah dalam pembayaran DS menjadi semakin besar
sejak krisis ekonomi atau tepatnya sejak pemerintah melibatkan IMF dalam usaha
pemulihan ekonomi nasional. Jumlah tersebut merupakan bunga atas pinjaman yg
tidak dapat dipakai oleh pemerintah karena pinjaman dari IMF itu hanya boleh
difungsikan sebagai pendukung.
BI membuat perhitungan mengenai jadwal pembayaran DS yg harus
dilakukan oleh pemerintah kepada IMF selama periode 2002-2010. Perhitungan ini
didasarkan pada jumlah utang dari IMF yang diterima oleh pemerintah hingga Juni
2002 sebesar 9,4 miliar dolar AS. Hingga 2010 jumlah pokok utang dan bunga yang
dibayar mencapai masing-masing 9,4 miliar dolar AS dan hampir 1 miliar dolar
AS.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Di Indonesia industri masih sangat ketertinggalan dari
negara-negara lainnya, bahkan kalah dengan industri negara yang kecil, padahal
d Indonesia potensi untuk di adakannya perindustrian itu sangat bagus. Namun
ada bebarapa faktor yang mempengaruhinya seperti kurangnya SDM, kurangnya
teknologi dan pendanaan dari pemerintah. Pada saat sekarang ini, industri di
Indonesia mengalami kemajuan banyak industri-industri kecil yang muncul. Akan
tetapi, hal ini kurang tepat, karena menimbulkan beberapa dampak yang tidak
baik, karena industri-industri di Indonesia tidak memperhatikam permasalah
lingkungan terutama permasalahan limbah yang tidak terorganisir secara baik.
Meskipun dalam upaya yang dilakukan oleh bangsa ini, supaya perindustrian
di Indonesia tidak tertinggal telah dibuat kebijakan tentang perindustrian
namun pada kenyataannya kebijakan itu belum sepenuhnya efektif.
Dengan adanya neraca pembayaran, maka semua transaksi ekonomi
internasional yang terjadi antara penduduk dalam negeri dengan penduduk luar
negeri dalam jangka waktu yang lama biasanya dinyatakan dalam dolar AS.
DAFTAR
PUSTAKA
http://dininurulrohmah.blogspot.com/2014/05/ramadhan-data-statistik-pdb-tahun-tahun.html